Jumat, 02 Maret 2012

kopi di Trrimar cafe

Kopi itu hidup. Ketika mendengar pernyataan ini pastilah orang yang tidak kenal dekat dengan kopi mengernyitkan dahi. Tetapi tidak bagi sekitar 35 orang peserta ‘Obrolan Tentang Kopi’ di Trimar Café, Jl. Tebet Raya 90, Jakarta Selatan. Hujan gerimis yang turun satu jam sebelumnya tak membuat para coffee lover mengurungkan niatnya untuk hadir dan ngobrol bersama Mirza Luqman Effendi, salah satu penggiat kopi di salah satu surga kopi dunia, Indonesia.
Sore itu (14/1/12) ‘Obrolan Tentang Kopi’ dimulai dengan mencium aroma kopi dari jenis Arabika, Sumatra Lintong dan Flores Bajawa serta dari jenis Robusta, Rawa Seneng. Mirza yang dibantu oleh C. Pinardi Setiawan, Manager Trimar Café, membagikan cangkir-cangkir putih yang berisi biji kopi yang telah digiling kepada coffee lover, yang terdiri dari komunitas Kopi Koe, Barista Hoed Indonesia, Produsen Kopi, serta beberapa perwakilan dari perusahaan penyedia alat-alat kopi, Barista dari coffee shop Jakarta dan Cirebon.
Menu utama ‘Obrolan Tentang Kopi’ adalah manual brewing dengan menggunakan 3 alat yaitu french press atau yang biasa disebut coffee press, kemudian poor-over, dan yang terakhir adalah siphon coffee. Dan sebelum mulai menyeduh kopi dengan alat-alat tersebut Mirza meminta peserta memperhatikan beberapa hal antara lain: kebersihan alat, menjaga kesegaran kopi, temperatur air yang dipersyaratkan, serta contact time antara air dengan kopi .
Alat-alat yang akan digunakan sebaiknya dibersihkan dulu karena sedikit saja kontaminasi akan merusak rasa kopi. Alat juga harus dipanaskan (Pre-heating) sebelum digunakan, selain untuk membersihkan, mensterilkan, juga untuk menjaga temperatur saat bercampurnya kopi dengan air. Jika alat yang akan kita gunakan dingin maka saat air panas kita tuang ke dalam alat, air akan cepat dingin, dan proses ekstrasi kopi akan terpengaruh.
Kopi yang digunakan juga sebaiknya masih dalam bentuk biji kopi. Kemudian digiling sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Setelah digiling usahakan langsung dituang pada alat yang akan digunakan karena ada kandungan kopi cepat terurai oleh udara, yaitu solid yang mempengaruhi flavor dan gas yang sangat memegang peranan menentukan aroma.
Air, menurut Mirza merupakan bagian yang paling penting saat kita menyeduh kopi, karena kopi yang disajikan 98-99%nya adalah air. Jika kemudian muncul standar temperatur air saat menyeduh kopi sepertinya hal yang wajar. Temperatur yang distandarkan yaitu 88 - 95°C. Selain temperatur contact time atau lamanya ekstrasi kopi dengan air yang tidak boleh kurang dari 2 menit dan tidak boleh lebih dari 5 menit.
Manual Brewing
Setelah menjelaskan persyaratan saat sebelum menyajikan kopi, Mirza melanjutkan dengan alat yang pertama yaitu coffee press. Alat peras kopi ini diurai dan dipanaskan. Kemudian Mirza menimbang kopi, menggiling, dan langsung memasukkannya ke dalam coffee press. Air panas yang sudah disiapkan diukur dengan thermometer, saat suhu berkisar di 92-93 °C, air dituang ke dalam coffee press. Aduk dengan lembut kopi dengan menggunakan sendok bambu, lalu pasang  penekan kopi dan dorong sedikit ke bawah untuk memastikan semua kopi dalam keadaaan terendam. Empat menit kemudian kopi siap disajikan. Dengan menggunakan alat ini kopi terasa lebih “keras”.
Setelah kopi disajikan terlibat diskusi yang seru antar coffee lover. Begitu juga pada alat berikutnya yaitu pour-over dan siphon coffee. Diskusi menjadi semakin menarik karena sebagian besar yang hadir berprofesi sebagai barista.
Akhirnya obrolan pun harus berakhir. Tentu saja Mirza dan Pinardi yang menggagas acara ini berterima kasih kepada coffee lover yang hadir, serta S'bastian'Z roasted coffee yang telah memberikan dukungan, dan Mirza juga menyampaikan apresiasi yang besar kepada OktoMagazine.com sebagai media partner, emudian satu persatu perwakilan dari komunitas coffee lover memberikan apresiasi terhadap ‘Obrolan Tentang Kopi’ dan sebagian besar berharap untuk diadakannya lagi acara lanjutan.
Tetapi yang paling menarik dari ‘Obrolan Tentang Kopi’ adalah pernyataan yang disampaikan oleh Mirza, “Dalam menyajikan kopi, jangan takut salah. Kopi itu universal. Kopi itu hidup, punya nyawa. Setiap kopi yang disajikan memiliki rasa tersendiri, dan punya cerita.”
(felly)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar