Cerpen Kematian - Ketika Mautku Bicara tadi lagi teriak-teriak di Fans Page nya Aneka remaja Semua pad mintak cerpen , ya nee tak kasi cerpen Mistis - Horor yang terbaik dari kami, hehehhe Baca ya, jangan lupa koment!
Hariku berakhir mungkin. Sebelum bias mentari esok, membangunkan aku lewat atap yang sudah kerotak dan silaukan mataku seperti hari-hari lalu.
Hariku berakhir mungkin. Sebelum bias mentari esok, membangunkan aku lewat atap yang sudah kerotak dan silaukan mataku seperti hari-hari lalu.
Apakah hari ini aku akan menghilang dari nyata?
Karena
nafasku sudah mulai sengal pada pangkal kerongkonganku. Dan tubuhku
sekarang melemas pada tiap detik yang meluruh, mengiringi setiap gurat
kesadaran yang terhempas, persis seperti ketika aku merasa ngantuk luar
biasa. Hanya saja ada rasa sakit sekarang, dalam setiap aku mulai tak
sadar.
Hari ini aku gemetar menunggu
Izrail, yang akan mengantarku pada ruang baru kehidupanku. Menunggu
Izrail datang sambil ditemani cambuk sekarat yang bermain puas pada
tubuhku,juga tikus ikut menemani, acuh hilir mudik dan mencicit pada
ujung kakiku.
Nafasku ternoda pada apak
pesing tikus bilik kumuh ini, udara beracun untuk asma yang mulai
menghajar dada tak berapa lama aku terbuang kesini.Aku merindukan
istriku, apalagi anakku. Aku rindu kulit putih lembut istriku yang
memeluk penuh cinta setiap pagi, dan baru terasa sekarang nilainya
setelah kini aku tercaci.Apa lagi ramai bawel anakku, yang ngambek
dengan kulit pipinya mengelembung kocak.Aku sesali masa lalu ya Tuhan.
Dimana waktu itu, aku khianati keluargaku dengan memuja para pengagum
semuku di bilik-bilik rayu, dan pulang dengan kesadaran terbasuh
alkohol. Aku sesali masa itu, dimana alkohol membuatku menghardik semua
yang memberi makna diriku sebagai ayah.
Aku berdoa pada Tuhan yang
sudah pasti akan menghukumku dengan sembilu-sembilu pilu, dan
rajam-rajam menghujam neraka. Semoga sebelum itu terjelang, istri
anakku datang untuk memberi aku bekal wajah, yang bisa kuingat pada saat
aku terajang.
Aku pantas tersiksa, karena dulu
aku penyiksa. Dimana akulah alasan berjuta orang yang mengalami apa
yang kualami kini tercipta, akulah yang membunuh harapan-harapan
manusia untuk merasa adil. Iya, tepat ketika masa itu aku tertawa pada
sekoper uang nista yang aku dapat dari mencuri harapan-harapan
tersebut.
Sekarang aku jauh lebih sunyi
dari kaum nista yang sekarat, karena mereka setidaknya mempunyai haru
biru yang terlukis pada wajah-wajah orang yang mereka cintai.
Sedang aku, sunyi sekejap
setelah pangkat lebih tinggi menjadikan aku tumbal. Tumbal yang hanya
berteriak kosong ketika tangan-tangan petugas habiskan setiap jengkal
harga diri, yang kupupuk dengan darah penderita. Kini hukuman datang,
dan aku bergabung dengan darah yang dulu adalah korbanku. Bahkan lebih
kejam ketika istriku berkata malu, dan beranjak tak menoleh berlalu.
Aku masih sombong saat itu, dan sekali lagi menghardik cinta tulusku
yang hilang terlupa waktu.
Cintakah dia padaku? Kenapa
lekas sudah tak berbekas ketika aku terhempas? Lupakan istriku, mungkin
dia cinta kemilau harta, seiring labilku yang merasa kadang dia
mencinta. Tapi anakku, kertas putih yang tak ternoda dosa, tak adakah
cinta untukku dari buah hatiku? Mungkin jawabnya adalah karena aku tak
berkorban waktu. Tapi aku butuh kamu, aku butuh kalian, aku butuh haru,
pada saat umurku tak akan lagi pacu.
Papan busuk mulai berderak,
terdorong angin malam menghujam batas ketahanan tubuh berpeluh. Kecoa
berlalu pada kardus basah dan lusuh. Cicit tikus bersorak gerogoti kayu
dan berlari gaduh. Nafasku mulai memburu seiring dingin menjalar dari
ujung kaki berderap naik,
"Istriku,.. .. "
"A,.an,anakku,.."
"Ayahhhh," tiba-tiba aku mendengarsuara kecil.
Astaga aku mendengarnya...
"Sayanggg,.. nanti kita telat, liat tuh anakmu udah ga sabar," istriku,..aku mendengarnya. Ya Tuhan kau maha kasih.
Aku langsung terbangun,"ini
empuk" aku memegang alas dimana aku terbangun. Astaga ini kamarku, Ha
ha haha ini mimpi ha ha... dasar "MIMPI SIAL"
"Ayahhhh,.. cepet yah, liat itu
Dito dah ga sabar, jangan ga jadi lagi yah kasian Dito," Istriku sayup
berkata dari balik pintu kamar.
Aku diam tak menjawab, lalu bergegas ke kamar mandi dan mulai bersiap.
"Ayah,.. Lama ihhh," lagi-lagi istriku berseru membuat ku kini habis kesabaran.
"CEREWETTTT,... INI HARI AKU ADA ACARA KANTORRR!!!! DASAR NYUSAHIN!!!"
BRAKKK!!!!
Sekalian
aku tambahkan gebrakan lemari untuk membungkam mereka. Dasar, gara
mimpi sial itu aku jadi benar-benar kesal. Sudahlah, nanti malam semua
mood ku akan berganti ceria. Aku akan pikirkan nanti clubnya, yang pasti
harus sarat dengan wanita-wanita luar, atau ABG "YEAHHH".
Aku sudah selesai, saatnya aku
keluar dan nikmati hari kembalikan semua semangatku akibat mimpi sial.
Aku harus pikirkan kata-kata untuk bungkam kicauan istriku, kalau perlu
aku harus tegas agar dia terdiam. Aku menghela nafas dan mulai membuka
pintu,...
Tapi,..
ASTAGAAA APA INIII!!!!
"Suamikuuuu, akulahhh istrimuuu
ha ha ha,.. akulah istrimu sesungguhnya tercipta dari setiap hujaman
mu pada setiap tubuh-tubuh dosa, hi hi hi hi"
TIDAKKKKKKKKKKKK!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar